Menyusuri Sejarah dan Budaya di Kota Pelajar
Yogyakarta merupakan kota yang memiliki sebutan 'istimewa' karena memiliki segudang kisah yang tak terhitung jumlahnya. Tak hanya kaya akan budaya yang kental, tetapi juga memiliki banyak tempat sebagai sarana edukasi bagi masyarakat maupun wisatawan. Dalam menjelajahi Kota Yogyakarta pasti juga akan tertarik untuk menjelajahi Sumbu Filosofi yang sangat digadangkan menjadi Warisan Budaya Dunia.
Sumbu Filosofi Yogyakarta merupakan poros imajiner yang membentang dari Gunung Merapi di sebelah utara melalui Keraton Yogyakarta hingga Pantai Selatan (Parangtritis). Sumbu ini tidak hanya memiliki makna yang filosofis bagi masyarakat Yogyakarta, tetapi juga menjadi pusat berbagai situs budaya dan sejarah. Di sepanjang jalur terdapat beberapa museum yang banyak menyimpan warisan budaya, sejarah, dan kesenian. Berikut merupakan beberapa museum yang dapat ditemukan di sepanjang Sumbu Filosofi Yogyakarta.
1. Museum Sonobudoyo
Museum Sonobudoyo akan dijumpai ketika berjalan menyusuri Sumbu Filosofi dan menuju Keraton Yogyakarta. Letaknya di dekat Alun-Alun Utara dan museum ini terlihat kecil dari jalan raya. Namun, hal tersebut hanya ilusi optik karena museum ini memiliki ilmu yang sangat luas didalamnya. Museum ini didirikan pada tahun 1935 dan menampilkan berbagai artefak, seperti wayang kulit, keris, batik, serta benda-benda arkeologi dari masa Hindu-Buddha. Pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk seharga Rp 10.000 (orang dewasa), Rp 5.000 (anak) dan untuk turis mancanegara Rp 20.000. Di dalam museum, pengunjung akan disambut dengan tawaran jasa tour guide yang disediakan secara gratis. Selain bisa menemukan koleksi-koleksi dari jaman prasejarah, disini pengunjung dapat melihat pementasan wayang kulit yang rutin digelar di museum. Terdapat ruangan tersendiri untuk menonton pementasan wayang kulit tersebut. Ruangan wayang tersebut menyambung menuju ruangan koleksi kitab-kitab di Jawa.
Di Museum ini tidak hanya bisa mempelajaru mengenai kebudayaan Jawa, tetapi pengunjung juga akan disajikan koleksi apik dari Pulau Bali sebagai koleksi terakhir pada Sub Unit 1. Pada Sub Unit 2, pengunjung akan ditawarkan pengalaman membatik tulis langsung dengan membayar Rp 20.000 yang hasilnya dapat dibawa pulang. Diluar koleksi-koleksi tersebut, pengunjung juga akan menemui mini bioskop di lantai 5 yang disebut sebagai 'lorong waktu'. Mini bioskop tersebut memutarkan film animasi yang menceritakan mengenai kedatangan VOC hingga pembangunan Keraton Yogyakarta. Lalu di lantai enak juga tedapat zona Virtual Reality dan game interaktif yang dapat dinikmati secara gratis.
Sumber: www.kompasiana.com
2. Museum Keraton Yogyakarta
Museum Keraton Yogyakarta merupakan museum hidup Kebudayaan Jawa dan dijuluki sebagai Tempat Tinggal Raja Yogyakarta. Di dalam kompleks ini, terdapat berbagai ruang pameran yang menampilkan koleksi benda-benda kerajaan, seperti kereta kencana, pakaian tradisional, dan artefak budaya lainnya. Di tempat ini pengunjung dapat belajar dan melihat secara langsung bagaimana budaya tetap dilestarikan di tengah laju perkembangan dunia. Selain koleksi benda fisik, pengunjung juga dapat belajar mengenai informasi mengenai sejarah Kesultanan Yogyakarta, silsilah keluarga kerajaan serta filosofi Jawa yang diterapkan dalam tata kehidupan keraton.
Keraton Yogyakarta dibangun oleh Pangeran Mangkubumi pada tahun 1755, beberapa bulan setelah pendandatanganan Perjanjian Giyanti. Meski sudah berusia ratusan tahun dan sempat rusak akibat gempa besar pada tahun 1867, bangunan Keraton Yogyakarta tetap berdiri dengan kokoh dan terawat dengan baik. Museum yang terletak di Jl. Rotowijayan No. 1, Panembahan, Kraton, Jogja, DI Yogyakarta ini memiliki 2 loket masuk, yang pertama di Tepas Keprajuritan (depan Alun-alun Utara) dan di Tepas Pariwisata (Regol Keben).
Selain dapat melihat koleksi barang-barang keraton, pengunjung juga dapat menikmati pertunjukan seni yang memiliki jadwal berbeda-beda setiap harinya. Pertunjukan tersebut antara lain seperti macapat, wayang golek, wayang kulit, dan tari-tarian. Pengunjung yang tertarik dengan pertunjukan-pertunjukan tersebut akan dipelihatkan dengan sebuah papan nama yang menawarkan kelas belajar nembang/ macapat, menulis, membaca huruf jawa, menari klasik, dan belajar mendalang pada saat melangkahkan kaki keluar regol. Jadi untuk pengunjung yang mau belajar kapanpun itu, bisa langsung kembali ke Museum Keraton Yogyakarta, yaa!
Sumber: id.wikipedia.org
3. Museum Benteng Vredeburg
Museum Benteng Vredeburg merupakan salah satu museum yang menjadi saksi semenjak Belanda memasuki Yogyakarta. Pada tahun 1982, benteng tersebut diubah menjadi museum Khusus Perjuangan Nasional dengan nama Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Museum Benteng Vredeburg terletak di jalan Margomulyo No. 6, Ngupasan, Kec. Gondoman, Yogyakarta. Museum ini terletak di depan Gedung Agung dan Keraton Kesultanan Yogyakarta. Pengunjung tidak perlu khawatir karena untuk menikmati keindahan barang-barang bersejarah dari Museum ini hanya perlu mengeluarkan tiket masuk Rp 2.000,00 untuk anak-anak, Rp 3.000,00 untuk dewasa, dan Rp 10.000,00 untuk turis asing.
Museum Benteng Vredeburg ini memiliki berbagai koleksi unggulan yang memiliki sejarah penting. Isinya adalah minirama Kongres Boedi Oetomo yang berlatar belakang di Kweekscho Yogyakarta, mesin ketik milik Surjapranoto, dan masih banyak lagi. Museum ini menyimpan diorama yang menggambarkan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya peran Yogyakarta dalam pergerakan nasional dan revolusi kemerdekaan. Pengunjung dapat melihat pameran foto, lukisan, dan replika yang menggambarkan berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di Yogyakarta. Selain dapat melihat koleksi-koleksi tersebut, pengunjung juga dapat menggunakan fasilitas yang disediakan seperti mushola, audio visual, kantin, cafe, dan toilet. Pada hari Jum'at pengunjung dapat mengikuti senam sehat yang rutin diadakan.
Sumber: museumnusantara.com
4. Museum Affandi
Museum Affandi merupakan tempat koleksi karya seni sang maestro lukis Indonesia, yaitu Affandi. Terletak di Jalan Laksda Adisucipto No. 167 Yogyakarta, museum ini berada di jalan utama yang menghubungkan kota Yogyakarta dan Solo, di tepi barat Sungai Gajahwong. Bangunan tersebut dirancang sendiri oleh Affandi dengan desain atap yang menyerupai daun pisang dan dikelilingi oleh berbagai pohon dan bunga.
Museum Affandi memiliki tiga galeri utama, galeri pertama menampilkan karya-karya Affandi berupa lukisan, patung, sketsa-sketsa, dan benda-benda pribadi Affandi. Galeri kedua menyajikan lanskap sketsa dan arsip-arsip perjalanan kesenimanan Affandi. Sedangkan galeri ketiga sebagai ruang pameran temporer yang menampilkan karya milik keluarga Affandi dan juga berbagai aktivitas pameran dari banyak seniman, baik dari dalam maupun luar negeri. Selain karya-karyanya sendiri, Affandi juga mengoleksi hasil karya seniman lain termasuk lukisan, pahatan, patung, dan lainnya.
Selain menampilkan galeri dan karya-karya tersebut, museum Affandi juga memiliki "Cafe Loteng" yang berfungsi sebagai tempat istirahat pengunjung, disini pengunjung dapat menukarkan tiket masuk mereka dengan softdrink atau minuman hangat, serta membeli beragam souvenir di Artshop Museum Affandi.
Sumber: https://Catperku.com
Museum-museum yang terletak di sepanjang Sumbu Filosofi Yogyakarta tidak hanya menyajikan koleksi artefak dan seni yang menarik, tetapi juga menggambarkan filosofi hidup masyarakat Yogyakarta yang menghubungkan unsur spiritual, sejarah, dan budaya. Dengan mengunjungi museum-museum diatas tidak hanya sekadar melihat koleksi benda bersejarah, tetapi juga merupakan perjalanan untuk memahami nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi. Bagi siapa pun yang ingin mendalami kekayaan budaya Yogyakarta, mengunjungi museum-museum di sepanjang sumbu filosofi ini adalah pilihan yang tepat. Dengan beragamnya museum dan pusat budaya ini, Sumbu Filosofi Yogyakarta benar-benar menjadi cerminan dari "kota dengan seribu cerita," yang kaya akan nilai sejarah dan warisan budaya yang hidup.
Bagi Anda yang ingin menikmati pengalaman tak terlupakan dalam menjelajahi museum-museum di sepanjang sumbu filosofi diatas, kami mempersembahkan Royal Art Tour Package. Paket wisata ini dirancang khusus untuk membawa Anda lebih dekat dengan keindahan seni dan sejarah Yogyakarta. Dalam tur ini, Anda akan ditemani oleh pemandu profesional yang akan menjelaskan makna filosofis di balik sumbu, kisah-kisah menarik dari setiap museum, serta memberikan wawasan tentang budaya dan tradisi Jawa. Selain mengunjungi museum-museum utama seperti Sonobudoyo, Keraton, dan Benteng Vredeburg, paket ini juga mencakup sesi eksklusif belajar membatik, spa treatment, menonton pertunjukan wayang, dan mencicipi kuliner khas kerajaan. Pilih paket yang sesuai dengan keinginanmu, dengan mengunjungi website jelajahmuseum.com segera!
Jadikan perjalanan Anda lebih bermakna dengan Royal Art Tour Package kami dan rasakan pengalaman Yogyakarta yang sesungguhnya!
0 Komen